Famoes: Hentikan Perburuan Musang!



“Hentikan perburuan liar. Cintai dan sayangi musangmu.”

Sebenarnya ini adalah tulisan yang sudah tercipta sejak beberapa bulan lalu. Tulisan ini dibuat untuk memenuhi hasrat dosen pengampu Produksi Berita Cetak yang menginginkan mahasiswanya menciptakan suatu media cetak. Setelah diberi waktu untuk pengerjaan, sepertinya hasil yang kami serahkan tidak seperti yang beliau inginkan. "Koran" yang beliau minta bukanlah "koran" yang kami kumpulkan. Haha. Baiklah mari disimak tulisan yang amburadul ini.



Lapangan Pancasila menjadi tempat yang tepat untuk mengisi Minggu pagi. Berbagai aktifitas dilakukan oleh orang-orang di tempat ini. Ada hal yang menarik, ketika sekerumunan orang berkumpul di salah satu sudut lapangan ini. Ternyata Famoes (Family Moesang Salatiga), komunitas pecinta musang sedang berkumpul di situ.
Farid Abdillah, menggawangi komunitas ini pertama kali. Ia mulai memelihara musang sejak empat tahun lalu. Melihat musang-musang yang diburu dan dibunuh, hatinya tergerak untuk membentuk Famoes pada 10 Juni 2014 silam. Famous sendiri merupakan cabang dari Musang Lovers Indonesia (MLI) yang berpusat di Jakarta.
Visi misi komunitas ini adalah menyadarkan masyarakat bahwa musang tidak berbahaya. Hati Farid semakin pedih ketka melihat di salah satu stasiun televisi musang yang diburu dan dibunuh hanya untuk kesenangan si pemburu. Semakin banyak musang yang ditangkap, semakin besar poinnya. Dan musang yang telah mati itu dibiarkan begitu saja.
Di setiap pertemuannya, komunitas ini memberikan sosialisasi kepada anggotanya tentang cara merawat musang. Biasa juga berbagi tips dan cerita tentang musang yang mereka pelihara. Selain itu, mereka juga memberikan sosialisasi pada masyarakat, bahwa musang itu bukan hama dan bisa dipelihara. Kadang juga membicarakan rencana gathering atau kontes musang di tingkat nasional.
Musang yang dipelihara, bukan musang yang dilindungi. Bahkan mereka sudah mengantongi izin untuk memelihara musang. Mereka biasanya mendapatkan musang-musang tersebut secara online. Atau melalui induk komunitas mereka MLI.
Tidak ada syarat khusus untuk bergabung di komunitas ini. Orang yang tidak memiliki musang pun masih bisa bergabung, jika mereka cukup peduli dengan musang.
Anggota dari komunitas ini tidak hanya dari kota Salatiga tetapi juga berasal dari sekitar Salatiga, seperti Ambarawa dan Kabupaten Semarang. Sampai saat ini, anggota aktifnya berjumlah 35 orang dari yang semula hanya berdua. Tidak hanya orang dewasa saja yang bergabung di komunitas ini. Alwi Adiansyah anak kelas dua SMP ini juga bergabung di Famous. Dia mempunyai seekor musang di rumah, serta aktif untuk berkumpul tiap minggunya. Kecintaannya terhadap binatang menurun dari ayahnya.
Memelihara musang ternyata cukup mudah. Bahkan musang pun bisa menjadi penurut layaknya kucing atau anjing. Hal seperti ini oleh teman-teman Famous disebut bonding. Namun, jika musang masih benar-benar dari alam liar, akan sedikit nakal dan butuh perhatian khusus. Makanannya sendiri mudah didapatkan seperti pisang, susu, kepala ayam, bahkan makanan anjing.

Oh iya, kabar terbaru, mereka sering bikin acara atau kuis buat para anggotanya hlo. Kaya lomba selfie bareng momongan (musang peliharaan) berhadiah pulsa sepuluh ribu. Mereka juga baru saja bikin film dokumeter bareng anak-anak Cofila (KBM filmnya Fiskom).

Komentar

Postingan Populer